SIKAPI PRO KONTRA PROYEK GEOTHERMAL POCO LEOK MANGGARAI, GUSTI SARIFIN BUKA SUARA
“Sebagai putra daerah, saya sedih melihat dampak rencana pembangunan proyek geothermal Poco Leok. Masyarakat terbelah baik di dunia nyata maupun di dunia maya belakangan ini,” ujar Gusti Sarifin, sapaan akrabnya melalui sambungan telepon, Minggu (3/9).
Menurut Gusti Sarifin, keterbelahan itu tidak menguntungkan siapa pun, baik yang setuju (pro) maupun yang tidak setuju (kontra).
Bahkan, sudah mengarah pada saling melukai satu sama lain dengan mengumbar hal-hal negatif di media sosial.
Apalagi belakangan ini, marak terjadi aksi unjuk rasa terkait proyek geothermal yang berpotensi bentrok dengan aparat dan merusak relasi sosial antara warga yang pro dan kontra.
Secara sosial, kata alumnus IFTK Ledalero Maumere ini, hal itu tidak baik, karena pada dasarnya spirit kemanggaraian selalu mendahulukan musyawarah mufakat atau lonto leok dan bantang cama—dalam bahasa setempat.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, sumber dari semua itu adalah tiadanya komunikasi dan dialog yang intens antar para pihak.
“Mohon maaf, saya bukan mau cari panggung, karena ini tahun politik. Tetapi sejujurnya, semua prahara ini karena tidak ada dialog yang baik,” ujar pengusaha muda ini.
Dialog yang baik itu, lanjutnya, harus datang dari niat baik, bukan prasangka. Bukan juga dengan pemaksaan kehendak karena ingin mendapat sesuatu dari proyek tersebut, tetapi semata-mata untuk kepentingan bersama.
“Poinnya di situ,” tandas Gusti yang juga Caleg DPR-RI dari PKB untuk Dapil NTT 1 ini.
Dia mengakui, sebagian masyarakat lokal yang menolak umumnya karena merasa trauma dengan dampak kehadiran proyek serupa di Mataloko dan sejumlah tempat lainnya dimana eksplorasi geothermal gagal.
Ini harus diterima sebagai fakta dan oleh karena itu Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus bisa meyakinkan masyarakat setempat bahwa proyek tersebut aman bagi masyarakat.
Gusti Sarifin berharap, PLN dan Pemkab Manggarai harus mampu mendatangkan ahli independen yang mengerti luar dalam tentang geothermal.
“Jangan sampai datangkan ahli yang pro PLN sehingga sulit mendapat trust dari masyarakat, khususnya yang menolak,” kata Gusti Sarifin.
Ahli yang independen tersebut harus memberi dan membuka informasi seluas-luasnya tentang manfaat dan risiko keberadaan proyek geothermal.
“Lalu bagaimana mengelola dan memitigasi risiko yang timbul dari proyek tersebut, terutama dari sisi ekologi dan kesehatan bagi masyarakat lokal setempat,” sebut Gusti Sarifin.
Dia juga berharap, antara Bupati Manggarai Hery Nabit dan Wakil Bupati Hery Ngabut juga harus kompak dan satu suara untuk menyikapi proyek geothermal ini.
Jangan sampai keduanya bersilang jalan dalam menyikapi keberadaan proyek ini, sebagaimana yang terkesan selama ini.
“Itu tidak baik dan menimbulkan kebingungan di masyarakat. Untuk tujuan yang baik Bupati Manggarai Hery Nabit dan Wakil Bupati Hery harus satu pandangan,” imbau Gusti Sarifin.
(*as*)